Senin, 09 Februari 2009

Cuci Darah

Bisakah Cuci Darah Dihindari ?

HEMODIALISIS (HD) atau cuci darah melalui mesin sudah dilakukan sejak tahun 1960-an. Biasanya, HD dijalankan secara tim dengan dikoordinasi oleh dokter konsultan nefrologi /ginjal. Di dalamnya juga termasuk perawat, teknisi, ahli gizi, pekerja sosial, psikolog, rohaniwan dan yang terpenting pasien sendiri dan keluarganya.

Dengan memahami prosedur HD maka diharapkan dapat dicapai hasil terbaik dan pasien dapat menjalani kehidupan yang aktif dengan kualitas hidup yang baik.

Bila seseorang sudah dalam kondisi Gagal Ginjal Tahap Akhir, fungsi ginjal hanya sekitar lima persen atau kurang, maka berbagai bahan ”sampah” (waste product) tidak dapat dibersihkan dengan baik.

Sampah diproduksi tubuh secara kontinu setiap saat, sehingga terjadi penumpukan sampah dan bahan-bahan lain sehingga bersifat racun dan berbahaya bagi pasien. Karenanya prosedur HD perlu dijalankan secara teratur 2-3 kali seminggu selama 4-5 jam (total 10-15 jam per minggu) sehingga terjadi pembersihan sampah-sampah secara kontinu dan terjadi keseimbangan bahan-bahan penting seperti elektrolit Kalium, Natrium serta cairan.

Secara ideal, pasien mulai menjalani HD jika fungsi ginjal, diukur dengan Tes Kliren Kreatinin = TKK, berada di bawah 15 ml/menit. Dengan pedoman TKK <10 ml/menit dengan gejala-gejala Gagal Ginjal (Uremia) atau malnutrisi. Atau TKK <5ml/ menit walaupun tanpa gejala. Selain itu, HD dilakukan juga bila terjadi komplikasi akut edema paru, hiperkalemia, dan sebagainya. Pada penderita diabetes, HD sebaiknya dilakukan lebih dini.

Proses Hemodialisis
Dalam proses HD diperlukan Akses vaskuler -pembuluh darah- hemodialisis (AVH) yang cukup baik agar dapat diperoleh aliran darah yang cukup besar, yaitu diperlukan kecepatan darah sebesar 200-300 ml/menit secara kontinu selama HD 4-5 jam.

AVH dapat berupa kateter yang dipasang di pembuluh darah vena di leher atau paha dan bersifat temporer. Untuk yang permanen dibuat hubungan antara arteri dan vena, biasanya di lengan bawah disebut Arteriovenous Fistula, lebih populer disebut (Brescia-) Cimino Fistula.

Kemudian aliran darah dari tubuh pasien masuk ke dalam sirkulasi darah mesin HD yang terdiri dari selang Inlet/arterial (ke mesin) dan selang Outlet/venous (dari mesin ke tubuh).
Kedua ujungnya disambung ke jarum dan kanula yang ditusukkan ke pembuluh darah pasien. Darah setelah melalui selang Inlet masuk ke dialiser. Jumlah darah yang menempati sirkulasi darah di mesin berkisar 200 ml. Dalam dialiser ini darah dibersihkan, sampah-sampah secara kontinu menembus membran dan menyeberang ke kompartemen dialisat.

Di pihak lain cairan dialisat mengalir dalam mesin HD dengan kecepatan 500 ml/menit masuk ke dalam dialiser pada kompartemen dialisat. Cairan dialisat merupakan cairan yang pekat dengan bahan utama elektrolit dan glukosa, cairan ini dipompa masuk ke mesin sambil dicampur dengan air bersih yang sudah menjalani proses pembersihan yang rumit (water treatment).

Selama proses HD, darah pasien diberi Heparin agar tidak membeku ketika berada di luar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin. Selama menjalani HD, posisi pasien dapat dalam keadaan duduk atau berbaring

Selain menjalani HD, dalam jangka panjang, obat-obat yang diperlukan antara lain obat yang mengatasi anemia seperti suntikan hormon eritropoetin serta pemberian zat besi. Selain itu obat yang menurunkan kadar fosfat darah yang meningkat yang dapat mengganggu kesehatan tulang, diberikan obat pengikat fosfat (Phosphate binder).

Obat-obat lain yang diperlukan sesuai kondisi pasien misalnya obat hipertensi, obat-obat antigatal, vitamin penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak perlu). Mengenai diet, pasien sudah lebih bebas dietnya daripada dalam keadaan gagal ginjal yang belum menjalani HD. Namun perlu diperhatikan diet harus benar, air tidak berlebih, mineral kalium harus dibatasi hanya pada buah dan sayur, dan fosfor dalam makanan harus rendah.

Makanan yang mengandung banyak fosfor antara lain susu, keju, kacang-kacangan, dan minuman ringan. Sementara protein yang dimakan sebaiknya memiliki mutu tinggi karena akan memproduksi lebih sedikit sampah, antara lain daging, ikan, dan telor. Kalori perlu cukup, selain dari karbohidrat dan protein juga dari minyak tumbuh- tumbuhan.


Yang dimaksud dengan pembengkakan sebaiknya diklarifikasi dulu. Bila berkaitan dengan cimino, pembengkakan ini dapat diakibatkan oleh pembuluh darah yang mengeras (sclerosis) yang berakibat pada mampetnya (matinya) aliran darah.

Pembengkakan ini bisa berupa benjolan yang lunak akibat pelebaran pembuluh darah, biasanya berdenyut, bila ditekan seperti balon. Pembesaran/ pelebaran cimino ini adalah akibat karena sering ditusuk.

Pembengkakan bisa berupa suatu benjolan berbentuk mirip kelereng dengan kulit tipis. Pada keadaan ini, apabila benjolan pecah / meletus, darah dapat muncrat keluar dalam aliran yang sangat deras, sehingga darah banyak hilang. Hal ini berbahaya. Oleh sebab itu, bila terjadi pembengkakan sebaiknya konsutasilah pada dokter anda. Tetapi bila terlanjur pecah, segera tekan dengan jari atau telapak tangan dengan dilandasi atau ditutup dengan kain bersih (sudah dicuci). Lalu segeralah ke rumah sakit / UGD terdekat.

Selain karena pengerasan pembuluh darah, pembengkakan dapat juga disebabkan oleh infeksi. Tanda-tandanya adalah memerah, sakit nyeri, bila daerah tersebut diraba terasa panas, dengan atau tanpa benjolan di sepanjang daerah. Terapinya jelas berbeda dengan pembengkakan akibat sclerosis. Dalam hal ini, tempat menusuk jarum saat HD harus pindah. Biasanya untuk terapi diberi obat antibiotika serta kompres bila perlu. Keterangan lebih lanjut, hubungi dokter anda.

Yang dimaksud yaitu kecepatan pompa darah (blood flow rate) yang satuannya ml/menit. Kecepatan ini adalah kecepatan banyaknya darah permenit yang dipompa keluar tubuh masuk ke dalam mesin dialisis atau dialiser, dalam dializer itulah akan terjadi pencucian darah (hemodialisis). Suatu istilah yang sebenarnya salah.

Proses dialisis ini akan efektif bila jumlah darah yang mengalir ke dialiser tersebut permenit mencukupi. Semakin banyak darah yang dipompa, bertanbah banyak pula racun berupa ureum yang dikeluarkan.

Dari hasil penelitian, kecepatan pompa darah yang efektif adalah antara 200 – 300 ml/menit. Jadi aliran “tarikan” darah 150 yang Anda maksud, kurang optimal untuk proses dialisis, sehingga “tarikan” pada anda dinaikan menjadi 250 ml / menit.

Hal tersebut memang dapat menimbulkan pusing, tetapi hal itu dapat diatasi dengan memberikan drip cairan pada inlet. Oleh sebab itulah sebelum dipasang cimino, penusukan tidak dillakukan di vena biasa / kecil di tangan, tetapi dilakukan di paha atau harus dipasang kateter sementara, misalnya di sekitar leher atau tempat lain. Untuk selanjutnya dibuat cimino.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar